is a community school teenagers who are in a foster togetherness in one class. they struggle to found wholeness. and they able to manifest the glory of their school.[...]

they are the personnel of evenexthree who life in one cottage. they share together and solve problems together without any sense of anger. [...]

I really like narcissistic. for me.. narcissistic can express myself. and made ​​me more confident. so do not be surprised if I'm narcissistic .. hehe. [...]

this picture taken by Putra Delta agenda. Putra DElta is the organization of students islamic boarding school from sidoarjo city [...]

Welcome to My Blog Evenexthree in Lath I am in "narsis" YUCHA (yuyun and ICHA)

 PERS
KATA orang, pers sudah ada sejak lama. Cikal bakalnya muncul sejak zaman Romawi Kuno (59 SM). Sejumlah catatan sejarah menyebutnya sebagai Acta Diurna, semacam jurnal yang beritanya masih ditulis tangan alias tak dicetak.
Sekalipun cikal bakalnya ada di Romawi, koran edisi cetak sendiri ternyata tak muncul di sana untuk kali pertama. Koran edisi cetak pertama justru dikenal di Cina, bernama Di Bao (Ti Bao) yang terbit sekitar tahun 700-an. Tentu, jangan membayangkan bahwa koran itu mulus dan cantik seperti yang kita lihat setiap hari sekarang, sebab Di Bao dicetak dengan menggunakan balok kayu yang dipahat. Hurufnya aksara Cina. Ahli sejarah sepakat bahwa Di Bao adalah koran pertama di dunia yang sudah dicetak.
Selain hurufnya yang masih kasar, bentuk koran zaman dulu juga juga tak seperti sekarang yang terdiri atas berlembar-lembar halaman. Bentuk koran pada zaman dulu masih sangat sederhana, masih berupa lembaran berita atau disebut newssheet.
Dari sisi isi, juga lebih banyak berkaitan dengan dunia bisnis para banker serta pedagang dari Eropa. Termasuk koran berikutnya, Notize Scritte yang terbit di Venesia, Italia. Saat itu, koran lembaran ini biasanya banyak dipasang di tempat umum. Namun, untuk membacanya warga harus membayar 1 gazzeta. Dari sanalah, konon, muncul istilah gazette yang dalam perkembangannya diartikan sebagai koran.
Era kebangkitan koran lantas terjadi menyusul penemuan mesin cetak oleh Johan Gutenbergh pada pertengahan abad XV. Penemuan mesin yang memudahkan proses produksi ini memicu terbitnya koran-koran di Eropa, sekalipun prosesnya tak sekaligus.
Awalnya, lembar berita yang terbit tidak teratur dan memuat cuma satu peristiwa yang saat itu sedang terjadi. Koran berkala muncul tahun 1609 dengan terbitnya mingguan Avisa Relation oder Zeitung di Jerman. Berikutnya terbit pula Frankfurter Journal (1615). Sampai kemudian lahir Leipzeiger Zeitung (1660), juga di Jerman, yang mula-mula mingguan, kemudian jadi harian. Inilah koran harian pertama di dunia.
Koran lainnya yang kemudian muncul adalah The London Gazette yang terbit di Inggris tahun 1665. Namun koran yang pertama terbit secara harian di Inggris adalah The London Daily Courant (1702), disusul The Times yang terbit sejak abad XVII dan yang pertama kali memakai sistem cetak rotasi.
MENUJU ERA MESIN CETAK
Mesin cetak Gutenberg terwujud setelah melampaui proses yang cukup panjang. Pemikiran awal yang ia lakukan ialah dengan memanfaatkan sepotong balok yang berasal dari kayu yang keras5. Balok ini dibentuk seukuran halaman buku. Selanjutnya, setiap kata yang tertulis di halaman sebuah buku dipahat di salah satu sisi balok tersebut sampai dihasilkan rangkaian kata yang timbul. Bagian tersebut kemudian dicelupi tinta. Balok tersebut harus ditekan ke lembaran kertas cetak untuk menghasilkan halaman yang dibutuhkan.
Semula Gutenberg berpikir bahwa cara ini akan lebih baik daripada sekadar menyalin manuskrip. Namun, ia justru mendapati bahwa cara seperti ini memakan waktu yang sangat lama karena lempengan kayu tersebut harus dikerjakan dengan hati-hati. Selain itu, satu balok hanya dapat mencetak satu halaman tertentu saja.
Meski demikian, Gutenberg mulai berpikir. Bila balok kayu dapat digunakan untuk membentuk huruf cetak, seharusnya lempengan logam juga dapat digunakan untuk tujuan serupa. Menurutnya, pemanfaatan logam akan mempercepat proses reproduksi setelah satu karakter berhasil dibentuk6.
Sejumlah sumber7 menyebutkan bahwa pemikiran Gutenberg tersebut dimungkinkan mengingat keterlibatan keluarga Gutenberg dalam pencetakan uang logam. Karena itu, tidak heran bila Gutenberg dapat memikirkan model pencetakan mulai dari pemanfaatan balok kayu hingga pemikiran untuk memanfaatkan lempengan logam. Tidak mengherankan pula bila ia memiliki keahlian dalam pekerjaan yang berkaitan dengan logam.
Semula Gutenberg membangun bengkel kerjanya di Strasbourg (ketika itu masih menjadi bagian dari Jerman, sekarang Perancis)8. Hal ini ia lakukan karena ia tidak ingin orang lain mengetahui apa yang ia kerjakan. Ia menemukan runtuhan bangunan tua yang sebelumnya digunakan oleh para biarawan dan menggunakan salah satu ruangan sebagai bengkel kerjanya. Namun, tampaknya ia kemudian memindahkan bengkel kerjanya ke Mainz9 dan berhasil menciptakan mesin cetaknya di kota tersebut.
Meski demikian, Gutenberg masih harus melakukan serangkaian percobaan lagi untuk membuktikan bahwa mesin cetaknya dapat digunakan. Oleh karena itu, ia melakukan serangkaian persiapan yang sangat panjang dan menempuh serangkaian uji coba. Keberhasilan pertamanya ialah mencetak buku tata bahasa Latin. Diperkirakan sekitar dua lusin edisi Ars Minor, salah satu bagian dari buku pelajaran tata bahasa Latin Aelius Donatus. Edisi pertama diperkirakan dicetak antara tahun 1451 dan 145210.
Setelah melakukan serangkaian percobaan termasuk keberhasilannya mencetak buku pelajaran tata bahasa Latin tersebut, Gutenberg mulai melangkah lebih jauh lagi. Proyek besar selanjutnya adalah mencetak Alkitab. Antara tahun 1450 dan 1455, Gutenberg menyelesaikan pencetakan Alkitabnya11. Adapun versi Alkitab yang dicetak Gutenberg kala itu adalah Alkitab Vulgata, Alkitab bahasa Latin hasil terjemahan Hieronymus12. Dokumen-dokumen awal menyebutkan, setidaknya 200 kopi dijadwalkan dicetak di atas kertas katun linen, 30 kopi dicetak di atas kulit hewan. Alkitab tersebut kemudian dijual seharga 300 florins13, harga yang jauh lebih murah ketimbang Alkitab yang ditulis dengan tangan, yang penyalinannya oleh seorang rahib bisa menghabiskan dua puluh tahun14.
Adapun Alkitab yang dihasilkan oleh mesin cetak Gutenberg merupakan Alkitab yang sangat indah. Gutenberg mendesain dan membentuk sendiri keping-keping logam yang akan digunakan untuk mesin cetaknya dengan huruf-huruf kaligrafi yang indah, ciri khas tulisan Abad Pertengahan15.
GUTENBERG DAN JOHANN FUST
Proyek Gutenberg ini merupakan proyek yang sangat besar. Oleh karena itu, Gutenberg membutuhkan biaya yang sangat besar pula. Untuk mencapai visinya, Gutenberg menghabiskan seluruh kekayaan yang ia warisi dari keluarganya. Di tengah kesulitan dana, Gutenberg berhasil meyakinkan Johann Fust, seorang pedagang kaya (sumber lainnya, lihat catatan nomor 2, menyebutkan bahwa Fust juga seorang pengacara). Pada tahun 1449, Fust memberikan 800 florins pertama kepada Gutenberg, lalu sejumlah 800 florins lagi pada tahun 1452 dan 145316.
Meski berhasil mencetak Alkitab Vulgata, bahkan menjualnya seharga 300 florins, Gutenberg tetap tidak dapat mengembalikan pinjaman yang diberikan Fust. Hal ini menyebabkan Fust membawa Gutenberg ke pengadilan. Kemudian, hakim memutuskan Gutenberg bersalah sehingga mesin cetak dan Alkitab yang berhasil ia cetak beralih menjadi milik Fust17. Dengan demikian, Gutenberg pun bangkrut dan kehilangan semua jerih payahnya selama ini.
Ketidakmampuan Gutenberg untuk mengembalikan hutangnya itu tampaknya disebabkan oleh kepribadiannya sebagai seorang yang tidak sabaran. Kemungkinan Gutenberg harus melakukan begitu banyak percobaan sampai mesin cetaknya selesai. Dari sekian banyak percobaan yang ia lakukan, bukan tidak mungkin ia menemukan sekian banyak kegagalan yang tentunya memakan dana yang besar pula.
Setelah berhasil mengambil alih mesin cetak Gutenberg dan sejumlah Alkitabnya, Fust melanjutkan bengkel kerja Gutenberg ini. Ia menggaet Peter Schaeffer, mitra kerja Gutenberg sebelumnya sebagai rekannya18. Sementara itu, Gutenberg masih melanjutkan pekerjaannya dengan membuka percetakan. Meski demikian, cetakan yang ia hasilkan berkurang baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

twitter

Read more: http://www.idsena.web.id/2011/02/tutorial-cara-membuat-widget-icon.html#ixzz1ONOLcS00

muslimah


wibiya widget

cursor

cakapp_cakepp


Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik di sini